Herbal Bagi Diabetes

mengkuduTahukah Anda, jumlah penderita diabetes melitus (kencing manis) di Indonesia ternyata menduduki peringkat keempat dunia?

Bahkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan angka penderita diabetes ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Memang belum diketahui data akurat mengenai jumlah penderita diabetes di Indonesia. Namun, saat ini diperkirakan 2,5 persen penduduk Indonesia menderita diabetes.

Mengapa sampai demikian besar?

Prof Dr Sumali Wiryowidagdo, Apt, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alam UI, menjelaskan bahwa tingginya penderita diabetes di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pola makan yang dianut mayoritas orang Indonesia. “Orang Indonesia cenderung mengkonsumsi karbohidrat secara berlebihan tanpa diimbangi konsumsi lemak dan protein,” katanya. Padahal asupan karbohidrat yang berlebihan memicu tingginya gula darah dalam tubuh, mengingat gula darah merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat.

Sumali menjelaskan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit kronik (menahun) yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. Penyakit ini disebabkan oleh adanya gangguan pada hormon insulin yang berfungsi mentransfer glukosa (gula) dari dalam darah ke dalam sel secara tidak optimal. Penyakit diabetes melitus ini, kata dia, bersifat sistemik sehingga perlu ditangani dengan serius. Kalau tidak, dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan ginjal, kebutaan, amputasi, dan penyakit jantung. Langkah penting pertama adalah melakukan diagnosis sedini mungkin dan mengupayakan penanganan secara terpadu.

Penderita diabetes wajib menjalani pola hidup sehat, seperti tidak merokok, olahraga, pola diet yang baik, disertai pemeriksaan gula darah secara berkala. Jangan lupa, segera melakukan pengobatan. Inti pengobatannya, tak lain berupaya menormalkan kadar gula darah untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Ia menyebutkan bahwa saat ini dunia kedokteran berkembang sangat maju. Banyak obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit ini. Namun, jangan lupa, kata Sumali, alam di sekitar kita menyajikan banyak tanaman obat-obatan yang berguna dan sangat mudah didapat. Sebagai pengobatan alternatif, penderita bisa memanfaatkan sejumlah tanaman obat yang menurut penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi tak mesti dengan obat-obatan sintesis dari dokter. Bisa juga memanfaatkan berbagai jenis tanaman obat yang tentunya jauh lebih murah,” katanya. Tanaman obat atau sering disebut sebagai tanaman herbal, menurut Sumali, memiliki kelebihan dibanding obat-obatan sintesis, di antaranya dapat digunakan dalam waktu lama tanpa efek samping. Ia menyebutkan bahwa ada beberapa tanaman obat yang dipercaya berkhasiat untuk diabetes, seperti pare, mengkudu, Gymnema sylvestre, dan daun teh.

Masing-masing tanaman memiliki mekanisme kerja berbeda-beda dalam menurunkan kadar gula darah,” ujarnya. Daun teh, misalnya, mengandung zat xantin dan polifenol yang berkhasiat mengatur kadar insulin dalam darah. Polifenol pada teh mampu meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.

Bagi orang awam teh dianggap berbahaya bagi jantung karena mengandung kafein. Tapi sebenarnya kadar kafein dalam teh rendah dan hanya bersifat menstimulasi jantung saja, tidak seperti kopi.” Bagaimana dengan pare yang rasanya pahit itu? Ternyata zat charantin dan polypeptide-P insulin pada pare mampu merangsang sel beta pankreas untuk mensekresi insulin serta bersifat insulinomimetik atau memiliki sifat yang menyerupai insulin. Sementara itu, mengkudu yang sudah terkenal sebagai obat ternyata berkhasiat memperbaiki sel beta pankreas yang rusak dan membantu memperbaiki reseptor insulin yang tidak berfungsi dengan baik. Semua itu berkat zat proxeronine yang dikandungnya. Yang tak kalah berkhasiat adalah gymnema sylvestre. Asam gymnemic pada daun tanaman ini dapat meningkatkan sekresi insulin pada sel beta pankreas.

“Selain itu, tanaman ini juga bekerja dengan mencegah penyerapan glukosa pada usus,” ucapnya. Keempat tanaman obat itu, menurut guru besar farmasi Fakultas MIPA Universitas Indonesia ini, bila digabungkan akan lebih memberikan manfaat bagi pengobatan diabetes melitus. “Satu sama lain saling mendukung sehingga menimbulkan efek yang baik bagi tubuh,” katanya. Selain itu, ia menegaskan bahwa tanaman herbal tetap bisa digunakan bersama-sama dengan penggunaan obat sintetis. Hanya, penggunaannya sebaiknya diberi selang waktu beberapa jam setelah menelan obat dokter. “Yang terpenting, lakukan monitoring kadar gula darah setiap hari. Jangan sampai justru terjadi gula darah rendah.”

Sumber : Koran Tempo, 21 Januari 2005

Diupload oleh www.pustakaalbayaty.wordpress.com

Kunjungi blog kami yang lain:

www.wahonot.wordpress.com

www.tokoherbalonline.wordpress.com

About bambangwahono

pedagang

Posted on Oktober 11, 2009, in Herbal, Info kesehatan, Jamu Tradisional, Khasiat, Manfaat, Obat Alami, Obat Herbal, Obat Tradisional, ramuan herbal, Tanaman berkhasiat, Tanaman obat and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. 2 Komentar.

  1. terimakasih infonya yang bermanfaat untuk kita semua dan jangan pernah berhenti untuk memberi info-info yang menyehatkan.

  2. terima kasih untuk infonya, namun saya belum mengerti bgm bentuknya gymnema sylvestre itu. apa bahasa indonesianya. trims

Tinggalkan komentar